A.
SISTEM REGULASI / KOORDINASI
adalah
organ dan sistem organ yang bekerjasama secara efisien.
I.
Sistem Saraf
·
Fungsinya adalah untuk mengatur
& memelihara fungsi tubuh
·
Sistem saraf menerima berjuta-juta
rangsangan yang berasal dari berbagai organ. Semua rangsangan tersebut akan
bersatu untuk dapat menentukan respon apa yang akan diberikan oleh tubuh.
·
Rangsangan dapat berasal dari luar
tubuh (rangsangan eksternal) dan rangsangan dari dalam tubuh (rangsangan
internal).
·
Rangsangan eksternal diantaranya
cahaya, suara, gravitasi, suhu, panas dan dingin.
·
Rangsangan internal diantaranya
rasa lapar, haus, sakit, nyeri, dsb.
·
Tubuh bereaksi terhadap berbagai
rangsangan melalui tiga komponen, yaitu reseptor, sistem saraf, dan efektor.
·
Reseptor (penerima rangsang) = sel yang
memberikan respon terhadap rangsangan dari lingkungan eksternal maupun
internal. Kemudian, reseptor akan mengubah rangsangan yang diterima menjadi
suatu impuls saraf (aliran listrik yang terjadi karena adanya perubahan muatan
listrik) yang akan diteruskan melalui neuron (sel saraf).
·
Pada tubuh kita, yang berperan
sebagai reseptor adalah alat indera. Didalamnya terdapat ujung-ujung saraf
sensorik yang peka terhadap rangsangan tertentu. Saraf sensorik berfungsi
menerima rangsangan dan membawanya ke otak atau sumsum tulang belakang.
·
Sistem saraf = sistem yang
berperan menerima, mengolah, dan meneruskan hasil olahan rangsangan ke efektor.
·
Sistem saraf (secara fungsional) :
1.
Somatik = mengatur koordinasi
struktur-struktur otot, tulang dan kulit.
2.
Otonom = mengatur koordinasi otot
polos, jantung, dan kelenjar-kelenjar tubuh.
·
Macam-macam sel saraf : Neuron,
Sel Schwann, dan Neugrolia (sel penyokong).
·
Efektor = sel/organ yang digunakan
untuk bereaksi terhadap rangsangan, baik dari dalam maupun dari luar tubuh.
Efektor utama dalam tubuh : otot dan kelenjar
·
Neuron = Unit struktural dan
fungsional dari sistem saraf. Memiliki kemampuan merespon rangsangan dengan
cukup kuat.
·
Struktur Neuron : Badan Sel
(Soma/Perikarion), Dendrit (Uluran pendek), Akson(Neurit/ Uluran Panjang)
·
Macam-macam Neuron :
1.
Neuron (berdasarkan jumlah uluran)
: Neuron Unipolar ( Satu uluran), Neuron bipolar ( Dua uluran), Neuron
multipolar ( Satu akson dan beberapa dendrit).
2.
Neuron (berdasarkan fungsi) :
Neuron sensorik, Neuron motorik, dan Neuron Konektor.
·
Akson memiliki bagian-bagian yang
spesifik, yaitu :
1.
Neurofibril = serabut-serabut
halus. Tugas pokok = meneruskan impuls.
2.
Selubung mielin = tersusun atas
Sel Schwann dibagian luar akson
Fungsi : melindungi akson dan membarikan nutrisi dan
bahan-bahan yang diperlukan untuk mempertahankan kegiatan akson.
3.
Nodus Ranvier : bagian akson yang
menyempit dan tidak dilapisi selubung mielin.
·
Mekanisme terjadinya gerak:
1.
Gerak Sadar: reseptor → Neuron
Sensorik →Pusat Saraf→Neuron Motorik→Efektor
2.
Gerak Refleks: reseptor→Neuron Sensorik→Neuron
Konektor→Neuron Motorik→Efektor
·
Mekanisme jalannya Impuls:
1.
Impuls dihantarkan melalui sel saraf: Saraf
dalam keadaan Polarisasi→dirangsang→depolarisasi→timbul aliran listrik→timbul
impuls saraf→ badan sel→akson
2.
Impuls dihantarkan lewat Sinaps:
→Apabila
impuls mengenai tombol sinaps, maka permeabilitas membran prasinapsis terhadap
ion kalsium meningkat. Ion kalsium kemudian akan masuk, sedangkan gelembung
sinaps akan melepaskan Neurotransmitter (zat
penghantar) ke celah sinaps. Gelembung sinaps melebur dengan membran prasinaps.
Impuls sampai ke membran postsinaps karena dibawa oleh Neurotransmitter, kemudian Neurotransmitter dihidrolisis oleh
enzim yang dihasilkan oleh postsinaps.
B. Sistem Indera
·
Pengertian:
bagian dari tubuh yang mampu menerima
rangsangan tertentu.
A. Indera Manusia
1. Indra penglihatan adalah mata
·
Fungsinya
adalah untuk memantulkan cahaya sehingga manusia dapat melihat.
·
Mata
tersusun atas: alis mata, kelopak mata, bulu mata, dan apparatus lakrimalis.
·
Bola
mata berdiameter 2,5 cm dengan 5/6 bagiannya terbenam dalm rongga mata dan 1/6
bagian yang tampak dari luar.
·
Fungsi
bola mata = untuk membentuk bayangan dari benda yang dilihat.
·
Bola
mata terdiri dari 3 lapisan:
o
Tunika
fibrosa, terdiri dari sklera(tidak tembus cahaya) dan kornea (transparan).
o
Tunika
vaskulosa (uvea), terdiri dari koroid dan iris.
o
Tunika
nervosa (retina), terdiri dari 3 lapis neuron.
·
Bila
chaya jatuh pada sclera kita tidak melihat apa-apa, disebut bintik buta.
·
Bagian
dalm bola mata, terdiri dari :
o
Bagian
yang berada dibelakang lensa, mengandung zat seperti jeli disebut vitreus humor, fungsinya untuk
mempertahankan tekanan di dalam bola mata agar tetap bundar dan tidak kemps.
o
Bagian
yang berada antara lensa dan iris disebut posterior
chamber.
o
Bagian
yang berada antara iris dan kornea anterior
chamber.
·
Posterior
dan anteriorchamber diisi oleh aqueous
humor. Cairan ini mengisi posterior chamber, kemudian masuk ke pupil ke
dalam anterior chamberdan dikembalikan ke darah.
·
Fungsi
aqueous humor = member makanan kepada kornea dan lensa.
·
Cahaya
yang masuk ke mata melalui pupil akan menembus 4 media refraksi : kornea,
aqueous humor, lensa dan vitreus humor setelahitu bayangan akan jatuh di
retina.
+ sel batang pada retina diperlukan untuk penglihatan pada cahaya remang,
sedangkan sel kerucut untuk penglihatan di waktu terang.
+dua cara yang dapat dilakukan agar bayangan benda dapat jatuh tepat pada
retina:
1) Menambah panjang bola mata
2) Mengubah lengkungan lensa
·
Kelainan pada mata
1. Miopi ( rabun jauh)
2. Hipermetropi (rabun dekat)
3. Astigmatis (silindris)
4. Presbiopi (mata tua)
2. Indera pendengaran dan keseimbangan
pada manusia adalah telinga
·
Struktur
telinga: telinga luar, telinga tengah, telinga dalam.
1) Telinga luar: daun telinga, saluran telinga luar, dan gendang
telinga (membrane timpani)
2) Telinga tengah, rongga kecil yang
berisi udara, terletak di dalam tulang pelipis, dindingnya dilapisi sel epitel.
Di dalam rongga telinga tengah terdapat tulang martil, tulang landasan, dan
tulang sanggurdi. Telinga tengah dihubungkan dengan tenggorokan oleh saluran
(tuba) eustachius. Fungsinya menyeimbangkan tekanan udara pada telinga luar
dengan telinga tengah.
3) Telinga dalam, terdiri dari labirin
osea dan labirin membranasea.
a. Labirin Osea terdiri dari 3 bagian:
Kanalis semisirkularis, vestibula, koklea
Koklea trdiri dari 3 bagian: skala
vestibuleli, skala timpani, dan bagian penghubung keduanya. Bagian dasar dari
skala vestibule berhubungan dengan tulang sanggurdi melalui suatu jendela
berselaput yang disebut tingkap oval.
Sedangkan skala timpani berhubungan dengan telinga tengah melalui tingkap bulat. Diantara skala vestibule
dan skala timpani terdapat skala media
yang berisi cairan endolimfe. Organon
korti terdiri dari sel rambut dan sel penyokong.
Gangguan pada indera pendengaran
Cth Tuli:
a) Tuli konduktif: tuli karna gangguan
transmisi suara ke dalam koklea.
b) Tuli saraf: Kerusakan pada organon
korti ataupun korteks otak daerah pendengaran.
3. Indera peraba adalah kulit
·
Pada
kulit terdapat reseptor yang sensitive terhadap sentuhan, tekanan, pans,
dingin, dan nyeri.
·
Tipe
reseptor:
o
Nyeri:
reseptornya berupa ujung saraf bebas yang terdapat di seluruh jaringan tubuh.
o
Panas
dan dingin: reseptornya berupa ujung sarf
o
Sentuhan:
reseptornya korpus meissner, diskus merkel, dan ujung saraf yang melingkari
akar rambut.
o
Tekanan:
reseptornya adalah korpus paccini, Raffini, dan Krause.
1. Indera Pembau pada manusia yaitu
hidung
·
Daerah
sensitive indera pembau terletak pada bagian atas rongga hidung.
·
Struktur
indera pembau terdiri dari: sel penyokong yang berupa sel epitel dan sel pembau
yang berupa neuron sebagai reseptor
·
Sel
pembau memiliki tonjolan ujung dendrite berupa rambut yang terletak pada
selaput lender hidung. Ujung lainnya berupa tonjolan akson membentuk berkas
yang disebut saraf otak nervus
olfaktorius/saraf olfaktori. Saraf ini akan menembus tulang tapis, masuk ke
dalam otak, kemudian bersinaps dengan neuron traktus olfaktorius pada bulbus
olfaktorius.
·
Zat
yang memiliki sifat bau berupa uap atau gas mencapai reseptor bau melalui udara
inspirasi. Zat ini dapat larut dalm lender pada selaput lender hidung, sehingga
terjadi pengikatan zat dengan protein membrane pada dendrite. Kemudian timbul
impuls yang dijalarkan dari saraf olfaktori ke traktus olfaktorius, lalu menuju
otak untuk:
o
Diinterpretasikan
di korteks otak pada daerah bau primer
o
Dihubungkan
dengan pusat lainnya
o
Disimpan
di korteks otak sebagai ingatan
·
Kelainan
pada indera pembau, salah satunya adalah anosmia,
Anosmia disebabkan:
o
Penyumbatan
ongga hidung akibat pilek, terdapat polip/tumor di rongga hidung.
o
Sel
rambut rusak akibat infeksi kronis.
o
Gangguan
pada saraf olfaktori, bulbus olfaktoriusdan traktus olfaktorius.
2. Indera pengecap yaitu Lidah
·
Lidah
memiliki papilla (tonjolan di permukaan
lidah). Bentuk papilla: papilla filiformis, papilla fungiformis, papilla
sirkumvilata
·
Dalam
satu papilla terdapat banyak tunas pengecap, terdiri dari 2 jenis sel, yaitu
sel penyokong dan sel pengecap.
·
Setiap
tunas akan merespon secara maksimal terhadap salah satu rasa. Rasa pahit
terletak pada pangkal lidah, rasa manis dan asin di ujung lidah, dan rasa asam
di sisi lidah.
Sistem Indera Vertebrata
1. Indera Cacing pipih , cth planaria ,
inderanya berupa bintik mata.
2. Indera cacing tanah, permukaan
tubuhnya.
3. Indera serangga, berupa mata tunggal
(oseli), mata majemuk (mata faset) , dan ada oula yang memiliki keduanya.
C. Sistem Hormon
·
Hormon = Zat kimia dalam bentuk
senyawa organik yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin.
·
Ciri-ciri Hormon:
1.
Diproduksi dan disekresikan
kedalam darah oleh sel kelenjar endokrin dalam jumlah yang sangat kecil.
2.
Diangkut oleh darah menuju ke sel/jaringan
terget.
3.
Mengadakan interaksi dengan
reseptor khusus yang terdapat di sel target tetapi dapat juga mempengaruhi
beberapa sel target yang berlainan.
4.
Fungsi utama:
1)
Mengendalikan proses-proses yang
terjadi dalam tubuh seperti pertumbuhan, perkembangan sexual, dan proses
metabolisme yang lain.
2)
Menjaga keseimbangan dalam tubuh
(homeostasis).
·
Sekresi beberapa hormon juga
dipengaruhi oleh kebutuhan akan hormon tersebut. Bebarapa hormon juga bekerja
secara antagonis, contohnya insulin dengan glukogen, serta PTH dengan
kalsitonin.
Hormon Pada Manusia
·
Kelenjar Endokrin meliputi :
Kelenjar hipofisis, tiroid, paratiroid, adrenal, ovarrium, testis, pangkreas
dan plasenta.
1.
Kelenjar Hipofisis ( kelenjar
pituitari/master of glands), mampu mensekresikan bermacam-macam hormon yang
mengatur bermacam-macam kegiatan dalam tubuh. Tiga bagian kelenjar hipofisis:
1)
Hipofisis lobus anterior, Hormon
yang dihasilkan:
a)
Hormon Somatotropin (STH), hormon
pertumbuhan (GH)
Fungsi : merangsang sintesis protein dan metabolisme lemak, serta merangsang
pertumbuhan tulang dan otot.
Gangguan: Kekurangan hormon ini pada anak-anak menyebabkan pertumbuhan terhambat
(kretinisme). Jika kelebihan akan
menyebabkan pertumbuhan raksasa (Gigantisme).
Jika kelebihan terjadi pada saat dewasa, akan menyebabkan
pertumbuhan tidak seimbang pada tulang jari tangan, jari kaki, rahang ataupun
tulang hidung yang disebut akromegali.
b)
Hormon Tirotropin / TSH
Fungsi: mengontrol pertumbuhan dan perkembangan aktifitas kulit ginjal dan
merangsang kelenjar adrenal untuk mensekresikan glukokortikoid (Hormon yang
dihasilkan untuk metabolisme karbohidrat)
c)
Prolaktin (PRL) / Lactogenic hormone (LTH)
Fungsi : memelihara korpus luteum (kelenjar endokrin sementara pada ovarium) untuk memproduksi progesterone dan air susu
ibu.
d)
Hormone
gonadotropin pada wanita : FSH dan LH
Fungsi : merangsang pematangan folikel dalam ovarium dan menghasilkan hormon
estrogen dan progesteron.
e)
Hormon
Gonadotropin pada pria: FSH, ICSH
Fungsi: merangsang
terjadinya spermatogenesis (proses pematangan sperma) dan merangsang sel-sel
interstitial testis untuk memproduksi testosterone dan androgen.
2)
Hipofisis
pars intermedia (lobus tengah)
Menghasilkan MSH (Melanocyte stimulating hormone) ,
berpengaruh dalam meningkatkan pigmentasi kulit dengan cara menyebarluaskan
butiran melanin, sehingga kulit berwarna hitam.
3)
Hipofisis
lobus posterior, menghasilkan oksitosin dan vasopressin.
a)
Oksitosin,
untuk mempengaruhi kontraksi uterus saat melahirkan dan mempengaruhi
pengeluaran air susu pada seorang wanita.
b)
Antidiuretik
(ADH), fungsinya untuk merangsang kontraksi dinding otot arrteriol sehingga
dapat mempersempit pembuluh tersebut dan dapat meningkatkan tekanan darah serta
merangsang reabsorbsi air dari tubulus ginjal.
2.
Kelenjar
Adrenal (Suprarenalis/anak ginjal)
1)
Bagian
korteks berfungsi untuk mensekresikan hormone Glukokortikoid dan
Mineralokortikoid
2)
Medula
adrenal untuk mensekresikan hormone adrenalin, Noradrenalin.
3.
Kelenjar
Tiroid untuk mensekresikan hormone tiroksin yang berfungsi dalam mempengaruhi
proses metabolism, meningkatkan jumlah panas yang dihasilkan oleh tubuh.
4.
Kelenjar
Paratiroid, untuk mensekresikan hormon parathormon
yang berfungsi untuk mengatur konsentrasi ion kalsium dan fosfor dalam
cairan ekstraseluler, dengan cara mengatur:
1)
Absorpsi
kalsium dari usus
2)
Ekskresi
kalsium oleh ginjal
3)
Pelepasan
kalsium dari tulang
Kekurangan hormone ini
mengakibatkan tetani, dengan gejala
kadar kapur dalam darah menurun, kejang otot pada tangan dan kaki, jari-jari
tangan membengkok kea rah pangkal, gelisah, kesemutan, hingga sulit tidur.
5.
Pulau
Langerhans (kelenjar pankreas)
Menghasilkan hormone insulin dan
glucagon.
Kekurangan hormone insulin akan menyebabkan
diabetes mellitus.
Hormon pada Hewan
·
Hormon
yang dihasilkan pada vertebrata hamper sama dengan hormone yang dihasilkan
manusia.
·
Serangga
menghasilkan hormon otak, ekdison dan
juvenile yang berperan adalam metamorphosis.
·
Beberapa
jenis hewan menghasilkan suatu zat selain hormone yang disebut feromon untuk menarik lawan jenisnya.