Saterdag 23 Maart 2013

ISTEM REGULASI / KOORDINASI


A.    SISTEM REGULASI / KOORDINASI
  adalah organ dan sistem organ yang bekerjasama secara efisien.
                              I.            Sistem Saraf
·         Fungsinya adalah untuk mengatur & memelihara fungsi tubuh
·         Sistem saraf menerima berjuta-juta rangsangan yang berasal dari berbagai organ. Semua rangsangan tersebut akan bersatu untuk dapat menentukan respon apa yang akan diberikan oleh tubuh.
·         Rangsangan dapat berasal dari luar tubuh (rangsangan eksternal) dan rangsangan dari dalam tubuh (rangsangan internal).
·         Rangsangan eksternal diantaranya cahaya, suara, gravitasi, suhu, panas dan dingin.
·         Rangsangan internal diantaranya rasa lapar, haus, sakit, nyeri, dsb.
·         Tubuh bereaksi terhadap berbagai rangsangan melalui tiga komponen, yaitu reseptor, sistem saraf, dan efektor.
·         Reseptor (penerima rangsang) = sel yang memberikan respon terhadap rangsangan dari lingkungan eksternal maupun internal. Kemudian, reseptor akan mengubah rangsangan yang diterima menjadi suatu impuls saraf (aliran listrik yang terjadi karena adanya perubahan muatan listrik) yang akan diteruskan melalui neuron (sel saraf).
·         Pada tubuh kita, yang berperan sebagai reseptor adalah alat indera. Didalamnya terdapat ujung-ujung saraf sensorik yang peka terhadap rangsangan tertentu. Saraf sensorik berfungsi menerima rangsangan dan membawanya ke otak atau sumsum tulang belakang.
·         Sistem saraf = sistem yang berperan menerima, mengolah, dan meneruskan hasil olahan rangsangan ke efektor.
·         Sistem saraf (secara fungsional) :
1.       Somatik = mengatur koordinasi struktur-struktur otot, tulang dan kulit.
2.       Otonom = mengatur koordinasi otot polos, jantung, dan kelenjar-kelenjar tubuh.
·         Macam-macam sel saraf : Neuron, Sel Schwann, dan Neugrolia (sel penyokong).
·         Efektor = sel/organ yang digunakan untuk bereaksi terhadap rangsangan, baik dari dalam maupun dari luar tubuh. Efektor utama dalam tubuh : otot dan kelenjar
·         Neuron = Unit struktural dan fungsional dari sistem saraf. Memiliki kemampuan merespon rangsangan dengan cukup kuat.
·         Struktur Neuron : Badan Sel (Soma/Perikarion), Dendrit (Uluran pendek), Akson(Neurit/ Uluran Panjang)
·         Macam-macam Neuron :
1.       Neuron (berdasarkan jumlah uluran) : Neuron Unipolar ( Satu uluran), Neuron bipolar ( Dua uluran), Neuron multipolar ( Satu akson dan beberapa dendrit).
2.       Neuron (berdasarkan fungsi) : Neuron sensorik, Neuron motorik, dan Neuron Konektor.
·         Akson memiliki bagian-bagian yang spesifik, yaitu :
1.       Neurofibril = serabut-serabut halus. Tugas pokok = meneruskan impuls.
2.       Selubung mielin = tersusun atas Sel Schwann dibagian luar akson
Fungsi : melindungi akson dan membarikan nutrisi dan bahan-bahan yang diperlukan untuk mempertahankan kegiatan akson.
3.       Nodus Ranvier : bagian akson yang menyempit dan tidak dilapisi selubung mielin.
·         Mekanisme terjadinya gerak:
1.       Gerak Sadar:  reseptor → Neuron Sensorik →Pusat Saraf→Neuron Motorik→Efektor
2.       Gerak Refleks: reseptor→Neuron Sensorik→Neuron Konektor→Neuron Motorik→Efektor
·         Mekanisme jalannya Impuls:
1.       Impuls dihantarkan melalui sel saraf: Saraf dalam keadaan Polarisasi→dirangsang→depolarisasi→timbul aliran listrik→timbul impuls saraf→ badan sel→akson
2.       Impuls dihantarkan lewat Sinaps:
→Apabila impuls mengenai tombol sinaps, maka permeabilitas membran prasinapsis terhadap ion kalsium meningkat. Ion kalsium kemudian akan masuk, sedangkan gelembung sinaps akan melepaskan Neurotransmitter (zat penghantar) ke celah sinaps. Gelembung sinaps melebur dengan membran prasinaps. Impuls sampai ke membran postsinaps karena dibawa oleh Neurotransmitter, kemudian Neurotransmitter dihidrolisis oleh enzim yang dihasilkan oleh postsinaps.


B. Sistem Indera
·        Pengertian:  bagian dari tubuh yang mampu menerima rangsangan tertentu.
A.      Indera Manusia
1.      Indra penglihatan adalah mata
·        Fungsinya adalah untuk memantulkan cahaya sehingga manusia dapat melihat.
·        Mata tersusun atas: alis mata, kelopak mata, bulu mata, dan apparatus lakrimalis.
·        Bola mata berdiameter 2,5 cm dengan 5/6 bagiannya terbenam dalm rongga mata dan 1/6 bagian yang tampak dari luar.
·        Fungsi bola mata = untuk membentuk bayangan dari benda yang dilihat.
·        Bola mata terdiri dari 3 lapisan:
o   Tunika fibrosa, terdiri dari sklera(tidak tembus cahaya) dan kornea (transparan).
o   Tunika vaskulosa (uvea), terdiri dari koroid dan iris.
o   Tunika nervosa (retina), terdiri dari 3 lapis neuron.
·        Bila chaya jatuh pada sclera kita tidak melihat apa-apa, disebut bintik buta.
·        Bagian dalm bola mata, terdiri dari :
o   Bagian yang berada dibelakang lensa, mengandung zat seperti jeli disebut vitreus humor, fungsinya untuk mempertahankan tekanan di dalam bola mata agar tetap bundar dan tidak kemps.
o   Bagian yang berada antara lensa dan iris disebut posterior chamber.
o   Bagian yang berada antara iris dan kornea anterior chamber.
·        Posterior dan anteriorchamber diisi oleh aqueous humor. Cairan ini mengisi posterior chamber, kemudian masuk ke pupil ke dalam anterior chamberdan dikembalikan ke darah.
·        Fungsi aqueous humor = member makanan kepada kornea dan lensa.
·        Cahaya yang masuk ke mata melalui pupil akan menembus 4 media refraksi : kornea, aqueous humor, lensa dan vitreus humor setelahitu bayangan akan jatuh di retina.
+ sel batang pada retina diperlukan untuk penglihatan pada cahaya remang, sedangkan sel kerucut untuk penglihatan di waktu terang.
+dua cara yang dapat dilakukan agar bayangan benda dapat jatuh tepat pada retina:
1)      Menambah panjang bola mata
2)      Mengubah lengkungan lensa
·       Kelainan pada mata
1.      Miopi ( rabun jauh)
2.      Hipermetropi (rabun dekat)
3.      Astigmatis (silindris)
4.      Presbiopi (mata tua)
2.      Indera pendengaran dan keseimbangan pada manusia adalah telinga
·        Struktur telinga: telinga luar, telinga tengah, telinga dalam.
1)      Telinga luar: daun  telinga, saluran telinga luar, dan gendang telinga (membrane timpani)
2)      Telinga tengah, rongga kecil yang berisi udara, terletak di dalam tulang pelipis, dindingnya dilapisi sel epitel. Di dalam rongga telinga tengah terdapat tulang martil, tulang landasan, dan tulang sanggurdi. Telinga tengah dihubungkan dengan tenggorokan oleh saluran (tuba) eustachius. Fungsinya menyeimbangkan tekanan udara pada telinga luar dengan telinga tengah.
3)      Telinga dalam, terdiri dari labirin osea dan labirin membranasea.
a.      Labirin Osea terdiri dari 3 bagian: Kanalis semisirkularis, vestibula, koklea
Koklea trdiri dari 3 bagian: skala vestibuleli, skala timpani, dan bagian penghubung keduanya. Bagian dasar dari skala vestibule berhubungan dengan tulang sanggurdi melalui suatu jendela berselaput yang disebut tingkap oval. Sedangkan skala timpani berhubungan dengan telinga tengah melalui tingkap bulat. Diantara skala vestibule dan skala timpani terdapat skala media yang berisi cairan endolimfe. Organon korti terdiri dari sel rambut dan sel penyokong.
Gangguan pada indera pendengaran
Cth Tuli:
a)      Tuli konduktif: tuli karna gangguan transmisi suara ke dalam koklea.
b)      Tuli saraf: Kerusakan pada organon korti ataupun korteks otak daerah pendengaran.

3.      Indera peraba adalah kulit
·        Pada kulit terdapat reseptor yang sensitive terhadap sentuhan, tekanan, pans, dingin, dan nyeri.
·        Tipe reseptor:
o   Nyeri: reseptornya berupa ujung saraf bebas yang terdapat di seluruh jaringan tubuh.
o   Panas dan dingin: reseptornya berupa ujung sarf
o   Sentuhan: reseptornya korpus meissner, diskus merkel, dan ujung saraf yang melingkari akar rambut.
o   Tekanan: reseptornya adalah korpus paccini, Raffini, dan Krause.
1.      Indera Pembau pada manusia yaitu hidung
·         Daerah sensitive indera pembau terletak pada bagian atas rongga hidung.
·         Struktur indera pembau terdiri dari: sel penyokong yang berupa sel epitel dan sel pembau yang berupa neuron sebagai reseptor
·         Sel pembau memiliki tonjolan ujung dendrite berupa rambut yang terletak pada selaput lender hidung. Ujung lainnya berupa tonjolan akson membentuk berkas yang disebut saraf otak nervus olfaktorius/saraf olfaktori. Saraf ini akan menembus tulang tapis, masuk ke dalam otak, kemudian bersinaps dengan neuron traktus olfaktorius pada bulbus olfaktorius.
·         Zat yang memiliki sifat bau berupa uap atau gas mencapai reseptor bau melalui udara inspirasi. Zat ini dapat larut dalm lender pada selaput lender hidung, sehingga terjadi pengikatan zat dengan protein membrane pada dendrite. Kemudian timbul impuls yang dijalarkan dari saraf olfaktori ke traktus olfaktorius, lalu menuju otak untuk:
o   Diinterpretasikan di korteks otak pada daerah bau primer
o   Dihubungkan dengan pusat lainnya
o   Disimpan di korteks otak sebagai ingatan
·         Kelainan pada indera pembau, salah satunya adalah anosmia, Anosmia disebabkan:
o   Penyumbatan ongga hidung akibat pilek, terdapat polip/tumor di rongga hidung.
o   Sel rambut rusak akibat infeksi kronis.
o   Gangguan pada saraf olfaktori, bulbus olfaktoriusdan traktus olfaktorius.
2.      Indera pengecap yaitu Lidah
·         Lidah  memiliki papilla (tonjolan di permukaan lidah). Bentuk papilla: papilla filiformis, papilla fungiformis, papilla sirkumvilata
·         Dalam satu papilla terdapat banyak tunas pengecap, terdiri dari 2 jenis sel, yaitu sel penyokong dan sel pengecap.
·         Setiap tunas akan merespon secara maksimal terhadap salah satu rasa. Rasa pahit terletak pada pangkal lidah, rasa manis dan asin di ujung lidah, dan rasa asam di sisi lidah.
Sistem Indera Vertebrata
1.      Indera Cacing pipih , cth planaria , inderanya berupa bintik mata.
2.      Indera cacing tanah, permukaan tubuhnya.
3.      Indera serangga, berupa mata tunggal (oseli), mata majemuk (mata faset) , dan ada oula yang memiliki keduanya.



C.   Sistem Hormon

·         Hormon = Zat kimia dalam bentuk senyawa organik yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin.
·         Ciri-ciri Hormon:
1.       Diproduksi dan disekresikan kedalam darah oleh sel kelenjar endokrin dalam jumlah yang sangat kecil.
2.       Diangkut oleh darah menuju ke sel/jaringan terget.
3.       Mengadakan interaksi dengan reseptor khusus yang terdapat di sel target tetapi dapat juga mempengaruhi beberapa sel target yang berlainan.
4.       Fungsi utama:
1)      Mengendalikan proses-proses yang terjadi dalam tubuh seperti pertumbuhan, perkembangan sexual, dan proses metabolisme yang lain.
2)      Menjaga keseimbangan dalam tubuh (homeostasis).
·         Sekresi beberapa hormon juga dipengaruhi oleh kebutuhan akan hormon tersebut. Bebarapa hormon juga bekerja secara antagonis, contohnya insulin dengan glukogen, serta PTH dengan kalsitonin.


Hormon Pada Manusia
·         Kelenjar Endokrin meliputi : Kelenjar hipofisis, tiroid, paratiroid, adrenal, ovarrium, testis, pangkreas dan plasenta.
1.       Kelenjar Hipofisis ( kelenjar pituitari/master of glands), mampu mensekresikan bermacam-macam hormon yang mengatur bermacam-macam kegiatan dalam tubuh. Tiga bagian kelenjar hipofisis:
1)      Hipofisis lobus anterior, Hormon yang dihasilkan:
a)      Hormon Somatotropin (STH), hormon pertumbuhan (GH)
Fungsi : merangsang sintesis protein dan metabolisme lemak, serta merangsang pertumbuhan tulang dan otot.
Gangguan: Kekurangan hormon ini pada anak-anak menyebabkan pertumbuhan terhambat (kretinisme). Jika kelebihan akan menyebabkan pertumbuhan raksasa (Gigantisme).
Jika kelebihan terjadi pada saat dewasa, akan menyebabkan pertumbuhan tidak seimbang pada tulang jari tangan, jari kaki, rahang ataupun tulang hidung yang disebut akromegali.
b)      Hormon Tirotropin / TSH
Fungsi: mengontrol pertumbuhan dan perkembangan aktifitas kulit ginjal dan merangsang kelenjar adrenal untuk mensekresikan glukokortikoid (Hormon yang dihasilkan untuk metabolisme karbohidrat)
c)       Prolaktin (PRL) / Lactogenic hormone (LTH)
Fungsi : memelihara korpus luteum (kelenjar endokrin sementara pada ovarium) untuk memproduksi progesterone dan air susu ibu.
d)      Hormone gonadotropin pada wanita : FSH dan LH
Fungsi : merangsang pematangan folikel dalam ovarium dan menghasilkan hormon estrogen dan progesteron.
e)      Hormon Gonadotropin pada pria: FSH, ICSH
Fungsi: merangsang terjadinya spermatogenesis (proses pematangan sperma) dan merangsang sel-sel interstitial testis untuk memproduksi testosterone dan androgen.
2)      Hipofisis pars intermedia (lobus tengah)
Menghasilkan MSH (Melanocyte stimulating hormone) , berpengaruh dalam meningkatkan pigmentasi kulit dengan cara menyebarluaskan butiran melanin, sehingga kulit berwarna hitam.
3)      Hipofisis lobus posterior, menghasilkan oksitosin dan vasopressin.
a)      Oksitosin, untuk mempengaruhi kontraksi uterus saat melahirkan dan mempengaruhi pengeluaran air susu pada seorang wanita.
b)      Antidiuretik (ADH), fungsinya untuk merangsang kontraksi dinding otot arrteriol sehingga dapat mempersempit pembuluh tersebut dan dapat meningkatkan tekanan darah serta merangsang reabsorbsi air dari tubulus ginjal.
2.       Kelenjar Adrenal (Suprarenalis/anak ginjal)
1)      Bagian korteks berfungsi untuk mensekresikan hormone Glukokortikoid dan Mineralokortikoid
2)      Medula adrenal untuk mensekresikan hormone adrenalin, Noradrenalin.
3.       Kelenjar Tiroid untuk mensekresikan hormone tiroksin yang berfungsi dalam mempengaruhi proses metabolism, meningkatkan jumlah panas yang dihasilkan oleh tubuh.
4.       Kelenjar Paratiroid, untuk mensekresikan hormon   parathormon yang berfungsi untuk mengatur konsentrasi ion kalsium dan fosfor dalam cairan ekstraseluler, dengan cara mengatur:
1)      Absorpsi kalsium dari usus
2)      Ekskresi kalsium oleh ginjal
3)      Pelepasan kalsium dari tulang
Kekurangan hormone ini mengakibatkan tetani, dengan gejala kadar kapur dalam darah menurun, kejang otot pada tangan dan kaki, jari-jari tangan membengkok kea rah pangkal, gelisah, kesemutan, hingga sulit tidur.
5.       Pulau Langerhans (kelenjar pankreas)
Menghasilkan hormone insulin dan glucagon.
Kekurangan hormone insulin akan menyebabkan diabetes mellitus.
Hormon pada Hewan
·         Hormon yang dihasilkan pada vertebrata hamper sama dengan hormone yang dihasilkan manusia.
·         Serangga menghasilkan hormon  otak, ekdison dan juvenile yang berperan adalam metamorphosis.
·         Beberapa jenis hewan menghasilkan suatu zat selain hormone yang disebut feromon untuk menarik lawan jenisnya.